BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian
usaha atau proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan
dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber-sumber untuk
mendapatkan manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) atas penanaman modal (investasi)
yang telah dilakukan. Adapun pengertian studi kelayakan usaha adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha, atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan.
Dari pengertian
tersebut, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk mempelajari
secara mendalam, artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi
yang ada, yang kemudian mengukur, menghitung dan menganalisis hasil penelitian
tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Proses apa saja yang dilakukan dalam studi kelayakan
bisnis?
2. Apa pengertian dari kriteria investasi?
3. Apa
saja evaluasi dan
persiapan bisnis baru?
C. Tujuan
Makalah
ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui
pentingnya studi kelayakan bisnis.
2. Mengetahui
proses dan tahap studi kelayakan bisnis.
3. Mengetahui
kriteria-kriteria investasi.
D. Manfaat
Makalah
ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pemahaman
mengenai proses, analisa, evaluasi maupun persiapan dalam kelayakan bisnis.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pentingnya
Studi Kelayakan Bisnis
Pentingnya Studi Kelayakan
Usaha Sebelum bisnis baru dimulai
atau dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan
dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Ada dua studi atau
analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis
untuk dimulai dan dikembangkan yaitu:
1)
Studi kelayakan usaha
2)
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Studi kelayakan usaha atau
disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan
dan proses pemilihan, proses bisnis agar mampu memberikan mamfaat ekonomis dan
sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat
penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan usaha pada
prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1)
Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik,
mendirikan perusahaan jasa, dan lain-lain.
2)
Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah
kapasitas pabrik memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, memperluas cakupan usaha, dan lain-lain.
3)
Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa,
pabrikasi atau perakitan, dan lain-lain.
Adapun pihak yang memerlukan
dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya:
1)
Pihak wirausaha (pemilik perusahaan). Memulai bisnis atau
mengembangkan bisnis yang sudah ada barang tentu memerlukan pengorbanan yang
cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam kewirausahaan,
studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak
mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu.
2)
Investor dan penyumbang dana. Studi kelayakan usaha penting
untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan
atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya
memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak.
3)
Masyarakat dan pemerintah. Bagi masyarakat, studi kelayakan
sangat diperlukan untuk bahan kajian apakah usaha yang didirikan memberikan
mamfaat bagi masyarakat dan bagi pemerintah studi kelakan sebagai alat
pertimbangan untuk pengluaran izin usaha.
2.2
Proses Dan Tahap Studi
Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Usaha dilakukan
melalui empat tahap, yaitu :
a)
Tahap Penemuan Ide atau
Perumusan Gagasan
Adalah tahap dimana wirausaha
memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Kemudian ide tersebut dirumuskan dan
diidentifikasikan, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling
menguntungkan dalam jangka waktu panjang.
b) Tahap
Formulasi Tujuan
Adalah
tahap perumusan visi dan misi bisnis yang akan diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi,
apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan
masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng,
atau apakah visi dan misi bisnis yang dikembangkan tersebut benar-benar menjadi
kenyataan atau tidak, semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
c)
Tahap Analisis
Penelitian
dilakukan melalui proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Penelitian dilakukan sesuai
prosedur, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan
menarik kesimpulan.
Aspek-aspek
yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis meliputi :
a. Aspek
Pasar
b. Aspek
Teknik Produksi atau Operasi
c. Aspek
Manajemen
d. Aspek
Keuangan
Meliputi
sumber dana dan penggunaanya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus
kas.
d)
Tahap Keputusan
Setelah
dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya
adalah tahap pengambilann keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan
atau tidak.
2.3
Analisa Studi Kelayakan Bisnis
Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide
bisnis entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan. Analisis
kelayakan bisnis dapat dikaji dari empat aspek utama, yaitu produk dan jasa,
industry dan pasar, organisasi dan keuangan. Sementara rencana bisnis merupakan
alat perencanaan yang mengubah ide bisnis menjadi kenyataan. Rencana bisnis
disusun berdasarkan studi kelayakan, tetapi memberikan gambaran yang lebih komprehensif
dari pada studi kelayakan. Beberapa macam studi dan analisis dalam kelayakan
bisnis seperti berikut:
a. Analisis Kelayakan Produk
Analisis ini dilakukan untuk menilai
seluruh tampilan produk yang akan dikembangkan. Analisis ini juga untuk
menentukan daya tarik ide suatu produk bagi calon pelanggan dan
mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk
tersebut.
Entrepreneur harus melakukan penelitian,
baik primer maupun sekunder. Penelitian primer dilakukan dengan mengumpulkan
data langsung dari konsumen dan menganalisisnya. Penelitian sekunder dilakukan
dengan mengumpulkan data yang telah disusun pihak lain dan yang telah tersedia.
Penelitian juga dapat dilakukan dengan
melakukan tes terhadap produk yaitu concept
testing dan usability testing. pada concept testing, tes dilakukan untuk mengetahui
minat, hasrat dan maksud pembelian produk. Terdapat tiga maksud utama dalam concept testing, yaitu ;
a.
Memvalidasi asumsi dasar dari ide buruk
b.
Membantu pengembangan ide
c.
Mengestimasi pangsa pasar potensial dari produk
Hasil dari concept testing berupa pernyataan konsep yang mencakup
hal-hal berikut ini:
a.
Deskripsi barang atau jasa yang ditawarkan
b.
Pasar sasaran yang dimaksud
c.
Benefit dari
produk atau jasa
d.
Deskripsi mengenai bagaimana produk akan diposisikan
relative berbeda dibandingkan produk sejenis di pasar
b. Analisis Kelayakan Industri dan Pasar
Analisis ini dilakukan untuk menilai
seluruh tampilan pasar untuk produk yang akan dikembangkan. Terdapat 3 aspek
yang dikaji yaitu ; kemenarikan industry, ketepatan waktu pasar dan
identifikasi ceruk pasar.
Untuk memahami pasar, entrepreneur
sebaiknya melakukan riset primer dan sekunder. Ketepatan waktu pasar menjadi
bahan kajian entrepreneur ketika akan meluncurkan produk ke pasar. Meluncurkan
produk terobosan yang sama sekali baru memberikan keuntungan bagi entrepreneur
yaitu dapat menetapkan standar industry, pengakuan merek dan kekuatan besar.
Identifikasi ceruk pasar merupakan
langkah terakhir dalam analisis kelayakan industri. Ceruk pasar adalah tempat
didalam segmen pasar yang lebih besar yang mewakili kelompok kecil dari
pelanggan dengan minat serupa.
c. Analisis Kelayakan Organisasi
Analisis ini dilakukan untuk menentukan
apakah bisnis yang akan dijalankan memiliki cukup keahlian manajemen,
kompetensi organisasi dan sumber daya untuk meluncurkan bisnis secara sukses.
Aspek kecakapan manajemen menuntut entrepreneur untuk mengevaluasi kecakapan dan
kemampuan tim manajemen. Penilaian ini bersifat rinci dan entrepreneur harus mengisi penilaiannya sendiri.
Analisis dari sisi kecukupan sumber daya
untuk menetukan apakah usaha baru yang dikembangkan memiliki sumber daya yang
cukup, yang menentukan sukses tidakya pengembangan ide buruk. hal ini juga
menyangkut kualitas sumber daya yang tersedia.
d. Analisis Kelayakan Keuangan
Aspek yang dikaji dalam analisis ini
adalah uang kas yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, kinerja keuangan dari
bisnis serupa dan kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang akan
dikembangkan. Beberapa aspek kelayakan keuangan sebagai berikut:
1.
Uang kas yang dibutuhkan
2.
Kinerja keuangan bisnis serupa
3.
Kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang
akan dikembangkan
2.4 Kriteria Investasi
Dalam mengukur atau
menilai adanya suatu proyek yang akan atau telah didirikan terdapat beberapa
kriteria yang digunakan, yaitu :
a. NPV (Net Present
value)
b. Net B/C
c. Gross B/C
d. IRR (Internal Rate of
Return)
e. Payback Period
a. NPV (Net Present
Value) merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek
selama umur proyek pada tingkat discount factor tertentu.
NPV merupakan selisih
antara present value benefit dengan present value cost (Rp, Rp
Jt, dll).
Indikator NPV :
Jika NPV > 0
(positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0 (egative), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0 (egative), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
b. NET B/C
Merupakan manfaat
bersih tambahan yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yg dikeluarkan
(tanpa satuan).
Net B/C rasio merupakan
perbandingan antara present value positif (sbg pembilang) dgn jumlah present
value negatif (sbg penyebut).
Indikator NET B/C :
Jika Net B/C > 1,
maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Net B/C < 1 ,
maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
c. GROSS B/C
merupakan manfaat
yang diterima proyek dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa
satuan) Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C.
Perbedannya dalam
perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun utk
mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present value
positif dibandingkan dgn jumlah present value yg negatif.
Sebaliknya, dlm
perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit
(bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin
besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C >
1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan.
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan.
d. IRR (Internal Rate
of Return)
merupakan tingkat
pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return
(satuannya %)
Perhitungan IRR dgn
cara interpolasi Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan
discount factornya
Indikator IRR :
Jika IRR > tk,
discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan.
Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan.
e.
PAYBACK PERIODS
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk
membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu
proyek
Indikator Payback Periods :
Semakin cepat
kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam
investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu)
Perhitungan payback
belum memperhatikan time value of money
dimana : I = besarnya biaya investasi Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya.
dimana : I = besarnya biaya investasi Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya.
2.5
Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek Pasar
Pengkajian
aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil
tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada
dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa
besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk
bersangkutan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar
dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan
sistematika studi kelayakan, antara lain:
a.
Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable.
Jika tidak, sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
b.
Kecenderungan permintaan atas produk yang akan
dihasilkan harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses
studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi
adalah pengembangan.
c.
Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang
dilarang negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan
direkomendasikan dan harus dihentikan.
d.
Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh
hasil rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat
dan mesin.
2.
Aspek internal Perusahaan
Didalam
aspek internal perusahaan terbagi atas beberapa aspek:
A.
Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi
perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam
menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini
yang utama dalam hal;
a. Penentuan
segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
b.
Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti
perihal sikap, perilaku, serta kepuasaan mereka atas produk.
c.
Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran
yang akan dilaksanakan.
B.
Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan
pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis
tersebut selesai dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat
diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra
operasional proyek yang akan dilaksanakan.
Studi aspek
teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan
bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk bisnis
industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis
teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan
tata-letak pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat
dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
C.
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek ini membutuhkan daya imajinasi
tinggi untuk membayangkan bentuk organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika
berdiri. Setelah gambaran organisasi terbentuk dengan segala kelengkapannya,
selanjutnya dianalisis proses pengadaan sumber daya manusianya untuk menduduki
dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan yang direncanakan.
D.
Aspek manajemen
Studi aspek
manajemen dilaksanakan dua macam Manajemen saat pembangunan proyek bisnis dan
Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi, banyak
terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan
disebkan karena aspek lain, Tetapi karena lemahnya manajemen.
E.
Aspek Keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya
dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
F.
Aspek ekonomi dan budaya
Berkaitan
dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut
:
a.
Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak
keberadaan proyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat
setempat.
b.
Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah
atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa
besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah
rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
c.
Dan dari segi sosial , Apakah dengan keberadaan
proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancer, adanya jalur
komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
G. Aspek Hukum
dan Legalitas
Berkaitan dengan keberadaan secara
legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku
termasuk :
a.
Izin lokasi :
• sertifikat (akte tanah), • bukti pembayaran PBB yang
terakhir, • rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan
b.
Izin usaha :
• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV
atau berbentuk badan hukum lainnya.
• NPWP (nomor pokok wajib pajak), Surat tanda daftar
perusahaan, Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
• Surat tanda rekanan dari pemda setempat, • SIUP
setempat, • Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen
Penerangan
Beberapa faktor yang dijadikan dasar
dalam penilaian kelayakan, yaitu:
a.
Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan
bentuk formal badan usaha yang akan didirikan
b.
Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas)
yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang
c.
Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
d.
Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/
departemen/dinas terkait atau tidak.
H.
Aspek Dampak Lingkungan eksternal
Aspek dampak
lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena
setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap
lingkungan di sekitarnya, antara lain:
a.
Dampak terhadap air
b.
Dampak terhadap tanah
c.
Dampak terhadap udara
d.
Dampak terhadap kesehatan manusia
Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap
kehidupan fisik, flora dan fauna yang ada di sekitar usaha secara keseluruhan.
2.6
Evaluasi Dan Persiapan Bisnis Baru
Sebelum memulai usaha baru hal
pertama yang harus dilakukan adalah menganalisa usaha tersebut apakah usaha
tersebut layak untuk dilanjutkan ketahap berikutnya atau tidak. tingginya modal
usaha menjadikan perlunya dilakukan penelitian yang komprehensif dan
sistematisyang nantinya akan menentukan kelayakan dsan kemampuan dalam
memperoleh keuntungan dari usaha baru tersebut dalam waktu yang lama.
A.
Penetapan
Kelayakan Usaha Baru
Banyak dana telah dikeluarkan
didalam memulai usaha baru dan juga yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau
dua tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah
kendali wirausahawan.
Alasan utama kegagalan usaha baru
adalah :
a. Pengetahuan pasar yang tidak memadai
kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasimengenai potensi permintaan
untuk produk, untuk ukuran pasar sekarang dan masa yang akan datang, pangsa
pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode distribussi yang
memadai.
b. Kinerja produk yang salah seringkali
produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan yang ddisebabkan terlalu cepatnya
pengembangan produksi dan uji ccoba produk, atau kendali mutu yang tidak
memadai.
c. Usaha pemasaran dan penjualan yang
tidak efektif hasil yang buruk sering menunjukan usaha promosi yang salah arah
dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan dalam memecaahkan masalah yang ada
dalam penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar.
d. Tidak disadarinya tekanan persaingan
usaha baru sering gagal karena wirausahawan tidak memperhitungkaan reaksi yang
mungkin dilaakukan pesaing, seeperti potongan harga yang tinggi, atau diskon
khusus kepada konssumen.
e. Keuangan produk yang terlalu cepat
umur dari produk baru cenderung semakin pendek, pada banyak industi kemajuan
teknologi demikian cepat sehingga produk baru cepat usang sesudah diperkenalkan
ke pasaran atau konsumen.
f. Waktu memulai usaha baru yang tidak
tepat, pemilihan waktu yang salah sering menyebabkan kegagalan,dikaareenaakan
belum adanya permintaan pasar, atau keterlambatan produk tersebut
diperkenaalkan ke pasaran.
g. Kapitalisasi yang tidak memadai,
pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebih-lebihan pada
asset tetap, dan kesulitan keuangan yang berkaitan, masalah finansial tersebut
merupakan penyebab kegagalan usaha baru.
B. Analisa Kelayakan Teknis
Setiap gagasan kewirausahaan apakah
itu berupa produksi barang atupun jasa mempunyai aspek teknis yang haarus
dianalisa sebelum gagasan usaha tersebut di implementasikan ke usaha yang
seebenarnya. Ada dua langkah penting didalam proses analisa kelayakan teknis
yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis
penting Uji coba produk atau jasa untuk menemukan apakah ia memenuhi
spesifikasi kinerja.
b. Identifikasi spesifikasi teknis
penting Evaluasi gagasan baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan
teknis yang kritis terhadap pasar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Studi
kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan
dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank
berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan
kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari
investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan
kerja, dll.
Sitematika
studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak
atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis
ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek
atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam
situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.
B.
Saran
Mengingat
bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada
studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis
layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah
menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai
ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog,
akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
terimakasih ilmunya sod...
BalasHapus